The Power of Creative Mom - Sebuah KulWApp

Assalamu'alaikum Semesta Kreativa!

Ini adalah postingan bersejarah looh, karena dipublikasikan di hari Pemilihan Umum tahun 2019!
Selamat Mencoblos!

Pada postingan kali ini saya ingin berbagi cerita dan pengalaman dalam KulWapp yang saya isi untuk Kelas Ibu Bahagia tanggal 11 April 2019 lalu, temanya tentang bagaimana kita membuat bahan di rumah menjadi sesuatu yang berfaedah, kurang lebih begitu yang telah dibahas...

Langsung saja, selamat membaca!

“THE POWER OF CREATIVE MOM”
Narasumber: Devi Azhar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat malam Ayah Bunda Sedunia :D

Salam kenal, saya Devi Azhar dari Bandung Coret :)
Saya ibu dari 3 orang anak yaitu Sinnai (9 thn), Salma (4 thn) dan Syams (3 thn). Aktivitas sehari-hari saya mengasuh anak-anak, karena kami Home Schooling alias SD (Sekolah Dirumah), selain itu saya juga mengelola 'komunitas' Familia Kreativa bersama suami, diantaranya membuat materi-materi pembelajaran berupa worksheet printable, coloring page, simple boardgame dan beberapa aktivitas untuk anak-anak usia 3-8 tahun yang dapat diunduh gratis di blog kami.

Saya juga bikin-bikin buku dan mainan edukatif untuk anak-anak, awalnya untuk anak sendiri, lama-lama bisa dipakai juga untuk anak-anak sedunia. Begitu dulu ya perkenalannya, ada juga sih ini video-videoan tentang profil saya https://www.youtube.com/watch?v=9Rwzq7Rh8mI

Materi

"The Power of Creative Mom..."

Nah, itu judulnya ... jadi yang akan dibahas malam ini seputar bagaimana menjadi mamak-mamak kreatif sedunia buat anak-anak kita.

Sesuai dengan arahan, saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya ya... mungkin nggak terlalu banyak teori, karena saya seringnya praktik :)


Sambil saya tulis ulang ya ayah bunda, biar berasa kulwapnya, ehehe...
4 Chit chat kita malam ini tentang :
  1. Urgensi menjadi ibu yang kreatif.
  2. Cara mencari ide dan mengeksekusi berbagai ide kreatif.
  3. Teknik menciptakan permainan dari bahan rumah tangga.
  4. Cara bermain kreatif dengan anak. (Seringkali ibu sudah bersusah payah untuk membuat mainan, tetapi anak tidak tertarik memainkannya).
Nah, kita mulai bahas satu-satu, dengan singkat aja biar lebih banyak tanya jawab kali ya...

1. Urgensi menjadi ibu yang kreatif....

Jadi kira-kira apakah Seorang Ibu harus kreatif?
Menurut penerawangan saya sih semua yang ada disini adalah ayah bunda yang kreatif
Karena sejatinya setiap ayah dan bunda sudah (/bisa menjadi) kreatif sesuai dengan hal-hal yang
diminatinya. Ada yang kreatif dibidang masak/ crafting/ bercerita/ berjualan/ mengasuh anak/ mengatur keuangan/ berbelanja dsb. Betul? ... Semoga betul... hehe

Namun dalam konteks kita malam ini kita kerucutkan definisi kreatif dalam konteks mengkreasikan hal-hal yang ada di rumah menjadi sebuah "kegiatan/ aktivitas" yang bisa bermanfaat untuk anak.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar masuk kategori kreatif.
Pertama luruskan niat.
Kedua tentukan tujuan. 

"Apa tujuan kita untuk menjadi kreatif? Kenapa anak-anak perlu ayah bunda yang kreatif?"

Karena memang tantangan menjadi ortu sekarang lebih berat, anak-anak seakan memiiki banyak waktu, dan kecenderungannya bisa dihabisakan dengan satu alat sakti bernama gawai -- yang belantaranya tidak semua dapat kita awasi, karena kita juga sibuk dengan gawai kita, seperti malam ini... Hehehe :P

Tapi semoga insyaallah niat kita untuk belajar malem ini, jadi semoga bermanfaat ya ayah bunda...
Kalo boleh tau ayah bunda disini memiliki putra/ putri dalam rentang usia berapa tahun ya?
Sambil lanjut ya...

"Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu", demikian kata Ali bin Abi Thalib.

Mengacu dari kata-kata Ali bin Abi Thalib ini... maka kita setidaknya harus bisa kreatif menyesuaikan kondisi zaman ini...

Ini akan berpengaruh ke chit chat selanjutnya...

2. Cara mencari ide dan mengeksekusi berbagai ide kreatif.

Lalu bagaimana cara mencari ide?
Ide nggak perlu dicari -- tak dicari juga sudah datang sendiri.
Justru tugas kita di zaman ini adalah memfilter ide-ide yang datang dan disesuaikan dengan konteks usia anak dan minat anak saat itu.

Ribuan ide dengan mudahnya bisa kita dapatkan, via pinterest, instagram, youtube dan beragam channel lainnya... tapi memang tantangannya adalah mengeksekusinya... Biasanya kita hanya senang mengkoleksi, tapi bingung gimana mulai mengeksekusi... betul gak niiiih? hehe.

Perasaan bingung muncul karena salah satunya merasa nggak punya waktu...

Nah tips dari saya untuk mewujudnyatakan ide/ inspirasi dari internet menjadi sebuah karya nyata
yakni...

  1. Luruskan Niat untuk menemani anak dan menjalin ikatan fisik dan psikis.
    Bagi anak usia balita yang penting adalah mereka beraktivitas menghabiskan waktu dengan kegiatan yang bermanfaat. Disini memang perlu komitmen 'kehadiran'. Kehadiran kita sebagai orang tua.
  2. Pengkondisian, di rumah saya, sejak awal menikah tidak punya TV. Sengaja agar anak bisa lebih fokus dengan orang tuanya, tidak terkondisikan dengan aspek visual yang mendistract perhatian kebersamaan dengan orang tua. Apakah disini anak-anak ayah bunda waktunya cukup banyak diterpa gawai (gadget)?
    Nah, foto di bawah itu merupakan kondisi realtime dirumah saat ini, dikala Bundanya sibuk di depan komputer hehe, anak saya lagi asik main... Alhamdulillah dirumah kami penggunaan gawai sangat bisa terkondisikan... jadi anak-anak bisa akrab dengan permainan analog/ manual yang dikreasikan mamaknya...
    Lanjut yaa...
  3. Siapkan mental : Siap Rempong, rumah harus siap berantakan. Prinsipnya, harus mau lelah -- kalo nggak mau lelah sekarang, bersiaplah lelah menghadapi sikap anak-anak di masa depan. Karena kreatif itu ngga bisa kalo biasa-biasa saja, harus dinamis...
Kondisi di rumah saat KulWapp berjalan, sekitar jam 9 malam

Nah setelah itu baru deh kita masuk ke materi intinya, yaitu...

3. Teknik menciptakan permainan dari bahan rumah tangga.

Untuk berkreasi dengan permainan dari bahan seadanya di rumah ada 2 prinsip yang selalu saya
pegang dan ini juga saya tulis di buku saya "PlayTime".

  1. Keselamatan. Bahan rumah tangga yang digunakan untuk berkreasi harus aman buat anak-anak. Alat-alat yang digunakan juga harus terjaga dan dapat digunakan dengan aman.
  2. Tidak perlu sempurna, pengalaman yang dicari.J
    adi sebetulnya kalo ayah bunda liat gambar2 keren hasil DIY di internet itu sebenernyaaaa agak susah direalisasikan kalo bener-bener bermain dengan anak, hehe... karena biasanya itu difoto hanya agar "keren" dilihat tapi begitu kita coba dirumah dengan anak-anak seringkali terjadi diluar skenario benak kita, but it's okay... karena kita nggak butuh kesempurnaan, yang kita perlu adalah proses bermain dan berinteraksi dengan anak-anak kita namun di luar itu ada hal-hal sederhana juga yang sangat bisa dimainkan sesuai dengan usia anak-anak kita...


Ini salah satu contohnya, anak ketiga saya suka memainkan ini gelas warna warni dan jepitan jemuran... melalui permainan ini anak bisa belajar warna dan keterampilan motorik...



Nah, kalo ini permainan yang agak menantang untuk dibuat, tapi sangat disukai oleh anak kedua dan ketiga saya. Permainan ini dibuat dari tutup botol susu UHT yang dikumpulkan agak lama, tapi gak sampe seribu tahun, hehe

Tutupnya dicopot dari kardusnya dan dibersihkan, lalu ditempel huruf dan warna di atasnya, anak saya suka karena merasa tertantang saat menjodohkan dan memutar ulir tutup itu, dan banyak lagi contoh permainan lainnya. Pada pertengahan tahun 2015 - pertengahan 2016, dalam satu tahun itu saya menyempatkan membuat permainan hampir sebanyak 70 permainan untuk anak saya, hehe...
jadi memang rempong, tapi menyenangkan dan semoga bisa berkesan untuk anak.

Nah kita masuk bahasan terakhir...

4. Cara bermain kreatif dengan anak. (Seringkali ibu sudah bersusah payah untuk membuat mainan, tetapi anak tidak tertarik memainkannya)

Ini sebenarnya bisa diantisipasi dengan tips pengkondisian tadi. Pada beberapa waktu memang anak saya juga mengalami kebosanan ya biasanya kita break dulu, jalan-jalan, ke taman-taman, ke museum, dll, jadi jangan putus semangat aja buat ayah bunda kalo mainannya kurang atraktif, hehe
mungkin anaknya memang lagi mengetes kesabaran ayah bunda hehehe...

yaaaa..... begitu kurang lebihnya...
kok jadi panjang ya, padahal niatnya singkat... mohon maaf jika ada alpa dan kurang berkenan...

Sesi Tanya Jawab

1. Pertanyaan : Tina Gustiani
Waktu yang tepat untuk membuat mainan itu bersama2 dengan anak atau tidak ya Bun?
Jawaban:

Nah ini tergantung permainannya, dan usia anaknya...
Ada kreasi permainan yang anak-anak perlu terlibat dari awal hingga akhir, dan bisa diperuntukkan bagi anak usia 4+ tapi ada kreasi permainan yang alat dan bahannya lebih aman jika disiapkan dulu oleh orang tuanya pada fase tertentu, misalnya tahap akhir perakitan dan proses bermain barulah
melibatkan anak-anak.

Di blog saya familiakreativa.blogspot.com, ayah bunda bisa download banyak printable dan permainan gratis untuk dieksekusi bersama anak-anak.... nah disini ada yang bisa melibatkan anak dari awal, ada juga yang mereka cukup hanya memainkannya.

2. Pertanyaan: Fitri Maishara
Bismillah
Assalamualaikum bundev. Saya Fitri di Makassar. Bunda sbgai owner dr FK itu awalnya spt apa sih? Apa FK lgsg sebesar skg? Soalnya FK itukan menginspirasi banget. Dan saat ini sy lg merintis playdate jg, msh awal banget bun. Gmna carax memompa semangat kita jika trnyta impian tak seindah realita.
Artinya pemahaman ibu2 dlm lingkungan yg saat ini aku bina trnyata berbeda dgn goals yg aku  idamkan?  Cth  kesadaran  dlm membersamai anak itu beda bun... yang goalsnya pengen ibu dan anak berinteraksi, eh jadinya malah spt day care... ibunya lbh pengen nitipin anakx buat main di playdate tanpa kehadiran bundanya

Jawaban:
Wah pertanyaanya luar biasa...
FK dari dulu dan sekarang hanya saya dan suami aja, bun, hehe... ditaambah 3 krucil aja :D
Cara memompa semangat sebetulnya... bisa dengan mencari komunitas/ teman yang sefrekuensi awal saya buat playdate di rumah juga hanya 3 orang saja alhamdulillah sekarang rutin 30 orang per playdate tiap selasa dan kamis.

Nah kasus day care... memang ini perlu edukasi kepada orang tua bahwa anak-anak itu (pada usia tertentu) sejatinya memang perlu momen cukup banyak dengan orang tua, dari pada sekadar dititipkan... meskipun ortunya bekerja, pasti ada momen bersama untuk bisa mempererat bonding

Mungkin salah satu tipsnya agar playdate tidak seperti daycare...
Di playdate tersebut memang harus ada aktivitas yang mewajibkan kehadiran orang tua untuk mendampingi anak, jadi aktivitas itu memang didesain khusus untuk mengikat kehadiran ortu di playdate FK, setiap selasa dan kamis, hampir 100% ibu-ibu membersamai anak-anaknya dan dalam  penyelenggaraannya  --karena gratis, saya juga dibantu oleh ibu-ibu sekitar rumah dan kadang-kadang juga memanggil bintang tamu, seperti dokter gigi, ahli keramik, ahli tanah, koki dsb... jadi prinsipnya adalah berbagi, dari ibu-ibu, oleh ibu-ibu, untuk ibu dan anak anak

3. Pertanyaan: Dela Criesmayanti
Teh Devi, salam kenal, aku Dela domisili di Jakarta,
Mau nanya teh, ada tempat khusus utk menyimpan mainan diy nya? Apakah di klasifikasi kan? Biar awet gimana? Heheheh, aku lemah banget soal simpan menyimpan nihh.
Satu lagi teh, menjaga mood supaya tetep ON bikinin mainan anak2 gimana teh? Ditengah aktivitas kita sebagai ibu dirumah Btw, aku sukaaa banget printable nya familia kreativa, tetap menginspirasi ya teh.
Nuhun teh Devi

Jawaban:
Tempat untuk menyimpan mainan... Ada teh...
Tapi biasanya secara temporer saya keluarkan, jadi nggak disimpan selamanya.
Dan iya di klasifikasikan ada yang berbahan kertas, dipisah dengan yang material lain seperti slime  atau playdough


Itu adalah contoh di rumah, tempat penyimpanan printable berbahan kertas, kalo bahan lainnya pakai container kecil hingga besar, dan  secara temporer dikeluarkan karena kapasitas rumah juga terbatas :)

Lalu, untuk menjaga mood supaya tetep ON bikinin mainan anak2... ini nggak lepas dari peran suami saya sih, maklum suami saya desainer yang emang suka banget ngulik jadi kami saling support, kalo lagi bosen ya kita refreshing jalan-jalan atau olah raga tapi prinsip dasar, dan visi keluarga kami memang berusaha untuk rahmatan lil alamiin bisa bermanfaat buat banyak orang, dan energi minimal kami ya seputar bebikinan mainan... maka itu jugalah salah satu yang bikin kami selalu pengen berkarya terima kasih apresiasinya teh Dela, kalo ke Bandung jangan lupa mampir ke playdate FK loh :)

4. Pertanyaan: Damia
Sangat penting gk sih teh peran kehadiran orang tua jika anak ingun bermain? Karna kondisi saya yg bkn full time mommy drumah?dan diusia brp ank bner2 Perlu momen ckup banyak dgn orang tuanya.

Jawaban:
Saya coba jawab, berdasarkan pengalaman ya teh :)
Intinya saat bermain anak perlu didampingi, tidak harus dengan orang tuanya... bisa dengan kakek, atau pengasuh yang dipercaya. Karena saya juga mengalami itu kok teh, anak pertama saya sering saya buatkan permainan, tapi dia juga senang bermain dengan kakeknya... kakeknya sih yang seneng main sama dia, hehe.

Mengenai usia anak perlu momen dengan orang tua...
Kalo mindset saya kurang lebihnya begini... masa-masa anak-anak itu sebentar, sebelum mereka nanti beranjak besar dan sibuk dengan teman-temannya... Nah, saat-saat kecil inilah saya ingin menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak, maka dari itu juga kami memutuskan home schooling...

Anak pertama saya yang usianya 9 tahun juga sedang mengalami masa-masa bergaul dengan teman-temannya, dan memang itu sebuah keniscayaan saat ini jadi saya sangat banyak menghabiskan waktu dengan anak kedua dan ketiga saya, supaya saya juga bisa meninggalkan legacy buat mereka
legacy berupa kenangan kebersamaan dengan orang tuanya, sekaligus ini menjawab tugas dan tanggung jawab kami secara langsung sebagai orang tua :)

Bagi teman-teman yang bekerja mungkin juga bisa meluangkan quality time dengan anak-anaknya, sesuai dengan niat membersamai yang konsturktif untuk perkembangan anak-anak kita :)
hehehe, begitu kurang lebihnya teh, semoga cukup menjawab ya

5. Pertanyaan : Sekar Utami
Assalamualaikum saya sekar utami dr Berau
yg ingin sy tanyakan...
anak sy perempuan usia 3 thn 6 bln anaknya cepat sekali bosan dgn mainan..dan yg tidak sy suka..selesai bermain gak mau beresin pertanyaan sy bagaimana menyiasati agar gak cepat bosan dan bagaimana cara menyuruh agar mau beres beres setelah bermain..
terimakasih.

Jawaban:
Waalaikumsalam Teh Utami...
Pertanyaan pertama, gimana agar nggak cepat bosan...
Sebetulnya  kita  perlu  mengidentifikasi kesukaan anak, ada anak yang mungkin nggak betah lama-lama jika bermain di dalam ruangan, mungkin justru kesukaannya adalah permainan diluar ruang yang menggunakan banyak aktivitas fisik (misalnya bisa diajak ke playground atau taman).

Namun banyak juga anak-anak yang senang dengan beragam permainan di dalam ruang;
seperti bermain lego, bricks, puzzle, berkreasi dsb. Memang perlu banyak trik  untuk bisa membuat anak senang dengan beragam permainan... Saya juga pernah mengalami hal ini teh, sering juga hehe, tapi memang terkadang saya suka sambil berceloteh dan sok heboh sendiri supaya menarik perhatian anak-anak...

Sebetulnya saya juga nggak pernah menuntut waktu yang lama dalam bermain (tergantung
permainannya sih). Pada permainan/ aktivitas tertentu 10 menit itu sudah cukup lama, namun ada aktivitas berkreasi bersama yang memakan waktu bisa sampai 30 - 40 menit. Jika  anak  sudah  bisa  menemukan kesukaannya, insyaallah dia bisa berlama-lama dengan aktivitas konstruktif itu... Asal
jangan sampai bermain gawai jadi kesukaan utamanya, hehe...

Pertanyaan kedua bagaimana agar maubereskan mainan...
Nah, ini juga ada triknya, mulai dari cara halus sampai cara "keras", hehe...
Cara  halus  misalnya,  setiap  mainan mempunyai  boks  masing-masing  yang dikemas menarik, diberi tempelan gambar2 kesukaan sang anak, nah jika sudah bermain, maka anak-anak bisa di challange untuk memasukkan mainan ke "markas"nya masing-masing. Tapi harus diberi contoh dulu dan dimotivasi, "Dek, mama bisa loh beresin mainan ini dalam 10 hitungan..." "Adek bisa lebih cepet nggak?"

Lalu, cara lain anak-anak bisa diberi reward jika sudah membereskan mainannya, reward tidak harus berupa fisik/ materi, bisa berupa pujian atau kesempatan bermain lebih lama. Intinya sebelum anak melakukan apa yang kita inginkan, kita harus MEMBERI CONTOH dulu, Lead by Example, dan ini perlu waktu pembiasaan, biasanya toleransi waktu perubahan anak dari tidak mau membereskan
mainan hingga mau membereskan mainan sendiri antara 2 pekan hingga paling lama 2 bulan. Setelah kita mau bersabar memberi contoh dan terus mengajak anak melakukan perubahan sikap selama itu,  insyaallah kedepannya sudah bisa jadi habit. Ini bisa berlaku tidak hanya dalam urusan membereskan mainan, tapi hal-hal sederhana lainnya.

Naaaah, cara paling "keras" adalah mengancam dengan membawa sapu dan pengki, hehe, tapi semoga hal ini nggak perlu dilakukan yaaa :D

6. Pertanyaan: Icha
Assalamualaikum Teh...
Saya Icha.

Anak saya 4,5 th. Sudah masuk play group sejak dia usia 2th 10bln, dgn alasan dia ingin main dan ingin ketemu temen2. Intinya daftar play group krn dia yg minta. Alhamdulillah memang sekolahnya pun cocok dgn sy dan anak sy. "Pelajarannya" tidak memberatkan dan anak sy enjoy dan semangat trs. Skrg  dia  lg  senang  menggambar  dan mewarnai. Sampai ikut les mewarnai jg sudah sekitar 3 bulan. Di rumah selalu mewarnai buku mewarnai dgn crayon atau cat air.

Pertanyaan nya, apakah jika dia betah dgn 1 bidang seperti itu, kita ikuti saja? Maksudnya,
apakah perlu ditawarkan jg aktivitas lainnya?
Terima kasih.

Jawaban:
Waalaikumsalam Teh Icha...
Selama anak senang ya nggak apa-apa teh, bagus bila sudah menemukan yang disukainya. Namun, menurut pendapat dan pengalaman saya, selagi kita sanggup waktu, energi dan biaya,  alangkah  baiknya  jika  mencoba memberi wawasan dan pengalaman beragam aktivitas buat anak-anak... Apalagi pada usia golden ages.

Jadi meski ada ketertarikan di satu bidang, ketika ia merasa jenuh akan ada antisipasi aktivitas lain yang bisa mendukung kegiatan- kegiatan utamanya... dan dengan beragam aktivitas, insyaallah kondisi olah tubuh, fisik dan psikis anak juga bisa terolah dan siap menghadapi beragam situasi.

Makannya Rasulullah SAW menyuruh anak-anak untuk berlatih memanah, berenang dan berkuda...  Dalam  perspektif  saya  ketiga aktivitas ini punya dimensi masing-masing, memanah itu untuk olah tubuh; berenang itu selain olah tubuh juga mempersiapkan tubuh (mental dan fisik anak) untuk mengalami kondisi alam yang berbeda (air); dan berkuda mengajak anak untuk bisa berinteraksi dengan makhluk Allah selain manusia.

7. Pertanyaan: Nurlita
Assalamualaikum. saya nurlita, mau bertanya teh
a.  Apakah yang mendasari Mba Devi untuk homecshooling anak2ny?
b. Bagaimana mengatasi mood ibu yg seringkali naik turun dalam membersamai anak belajar? Apakah Mba ada jam khusus untuk belajar kreatif bersama anak?
c.  Apa resep ampuh mba, untuk mengatasi rasa letih?

Jawaban:
Waalaikumsalam Teh Nurlita...
a. Alasan utama homeschooling... karena saya dan suami sadar waktu kebersamaan dengan anak-anak hanya sebentar, dan dengan itu kami ingin mencoba  benar-benar  mengemban tanggung  jawab  untuk  mendidik mereka. Karena pada usia anak-anak setara SMA kelak, niscaya perlahan-lahan tanggung jawab itu sudah akan lepas dari kami... Jadi semacam nggak ingin menyesal dikemudian hari bahwa anak-anak nggak sempat diasuh oleh kami.

b. Untuk mengatasi mood, saya senang bersosialisasi dan berkomunitas jadi nggak  merasa sendirian... Saling sharing dengan sesama keluarga HS dan yang penting harus selalu ingat visi dan niat kenapa harus membersamai anak belajar... Maka itu niat dan visi harus benar-benar jelas dan fokus. Selain itu beragam variasi aktivitas juga bisa membantu mengingkatkan mood jadi nggak melulu monoton. Mengenai jam khusus untuk belajar kreatif bersama anak... Justru adanya
jam khusus untuk me time, hehe karena mostly waktu saya saat-saat ini memang didedikasikan untuk anak-anak, dan saya perlu waktu khusus untuk break sejenak menghimpun energi dan menyiasati agenda harian bersama anak-anak.

c. Ooo, tentu ada jurus ampu saya mengatasi rasa letih... Tidur dan Mandi air hangat, hehehe...

8. Pertanyaan: Desty
Assalamualaikum mbak..
Saya desty..
Mau tanya.. apa media atau permainan edukatif untuk anak umur 1 tahun?
Soalnya saya kira dia belum begitu paham ketika diberi permainan. Terimakasih

Jawaban:
Waalaikumsalam Teh Desty...
Untuk 1 tahun mungkin cukup berorientasi dengan menstimulasi sensori dan motoriknya, juga pengenalan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar rumah.
Ada beberapa contoh permainan yang pernah saya berikan kepada anak ketika berusia 1-2
tahun :
1. Memetik bola.
2. Memindahkan benda dari satu mangkok ke mangkok lainnya.
3. Mengenali objek hewan di air, dsb.
4. Bermain bentuk dan warna.
5. Mengenalkan hujan, berinteraksi dengan alam. dan lain sebagainya.

Ketika bermain terkadang anak-anak yang berbeda usia saya tempatkan di satu area bermain yang sama. Walaupun dalam satu tempat yang sama, proses memaknai aktivitas tiap anak akan berbeda sesuai usianya, misal ketika bermain balok kayu, adik yang paling kecil  asik  memperhatikan  bentuk  dan warnanya,  anak  kedua  sibuk  dengan menyusun balok tersebut, dan kakak yang
paling besar lebih seru lagi dia membuat sesuatu dari balok yang dia kaitkan dengan buku yang dia baca atau lain sebagainya.

- S E L E S A I -

#familiakreativa #cerita.hs #homeschool #quote #inspirasi #kutipan #nasihat #komik #ilustrasi #illustration #muslim #islam #muslimhomeschool #homeschoolquote #homeeducation #education #pendidikan #belajar #sekolah #kreativitas #creative #book #buku #anak #ilustrasi #kids #kreatif #orangtua #bonding #aktivitas #printable #gratis #kartusensa #paperdolls #posterstiker

Klik DI SINI untuk Follow INSTAGRAM Familia Kreativa 
Klik DI SINI untuk Subscribe YOUTUBE Familia Kreativa 
Segera dapatkan buku-buku dan produk-produk Familia Kreativa di Reseller kesayangan di seluruh Nusantara
KLIK DI SINI untuk DOWNLOAD GRATIS aneka ragam file keren lainnya.
Jangan lupa bagi pengguna LINE, untuk mendownload sticker Salma Koala, salah satu karakter di Familia Kreativa pada LINK BERIKUT.

Komentar